Tulisan relevan bagi mahasiswa saat ini

By 01.49

Ketika kita berbicara mahasiswa maka kita akan berbicara tentang segerombolan masyarakat, kaum intelektual yang menjadi garda depan bagi kemajuan bangsa ini. Dan menjadi sarana aspirasi bagi masyakarat. Namun saat ini kita patut berbela sungkawa, sebab adanya kalangan mahasiswa aktiv diberbagai kampus ternyata masih kurang berkontrubusi bagi kemajuan bangsa ini. Minimal bagi kampusnya, temannya, dan diri sendiri. Tidak usah tengok
kebelakang tentang apa yang kakak-kakak kita raih ketika itu. Ketika para mahasiswa bersatu menumbangkan orde baru yang kian lama kian menyusahkan rakyat. Berkedok pembangunan namun dibalik itu ternyata penuh dengan hutang negara.


Tulisan ini bukanlah, sebuah sikap pesimis dari penulis, tetapi penulis mengajak teman-teman aktivis untuk sadar akan tanggung jawab yang kita emban. Ada sebagian sikap aktivis yang oportunis, kerap kita temui di sekeliling kita.  Dan ini yang menjadi salah satu tembok penghalang bersatunya kembali para kaum intelektual dalam beraspirasi untuk pembangunan bangsa. Bukan hanya itu, saling membanggakan organisasi atau kelompok satu sama lain menjadi faktor kendala dalam pemersatu pemuda. Entah mereka yang sudah merasa pintar atau kepintaran yang sudah membodohi mereka sehingga, suatu kecedikawanan menjadi mereka orang-orang sombong dan merasa paling benar. Yang menyebab kan retaknya suatu kesatuan dan persatuan antar mahasiswa. Dan dari 2 fakta tersebut hampir dipastikan suatu kesatuan atau jalinan persaudaraan tidak dapat disambungkan. 

Beda Mahasiswa Dulu,Beda Mahasiswa Sekarang
Kembali ke era orde baru maka kita akan menemukan segerombolan pemuda Indonesia yang bersatu untuk merobohkan suatu rezim yang menindas rakyat. Ketika itu tidak ada perbedaan, ketika itu tidak terpikirkan warna baju, ketika itu tidak melihat warna kulit. Mereka bersatu demi satu tujuan. Dan akhirnya buah suatu kebersamaan ia dapatkan, walaupun dengan susah payah mereka raihnya. Beda mahasiswa dulu dengan mahasiswa sekarang. Ketika jam kuliah telah selesai sebagian mahasiswa sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.  Ada yang ke SENAT, ke LPM, ke BADARIS, Ke BEM ataupun kegiatan-kegiatan UKM lain. Namun ada juga yang karoke, ke diskotik, shopping ke mall, atau ke tempat-tempat yang bersifat menghiburkan diri dengan gaya hedonisnya. Melihat  kondisi tersebut maka kita bisa simpulkan ada 2 kehidupan mahasiswa yang sangat berbeda.  Menjadi aktivis di kampus adalah sebuah pilihan begitu pula menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Banyak pula aktivis yang mempunyai orientasi besar, visi dan misi jelas sehingga ketika kita melihat pemandangan tersebut, sosok seperti bung karno pun takkan risau dengan masa depan bangsa Indonesia. 

Hedonisme Butakan Arah Hidup
Berbeda dengan sebagian besar mahasiswa saat ini, hedonisme memang benar-benar menyerpa para pemuda. Sampai kita tidak sadar dibuat mabuk dengan dunia tanpa misi, dunia tanpa visi dan dunia tanpa sebuah cita. Biasanya mereka para pemuda yang memang terombang ambing dalam hidupnya, hanya label mahasiswa di jasnya yang bisa kita lihat. Namun secara pemikiran benar-benar bobrok. Ya itulah mahasiswa saat ini.  Mereka lebih senang dengan gemerlap hidupnya ketimbang memikirkan orang lain agar bisa bermanfaat. Begitu pula para aktivisnya mereka senang membanggakan organisasinya dan komunitasnya. Mereka sangat nyaman hidup dalam ruang yang berkotak-kotak dengan berorasi lantang bahwa mereka yang paling benar. Padahal yang terpenting saat ini ialah Persatuan dan Kesatuan diantara kaum intelek, agar pemikiran-pemikiran luar biasa terlahir demi kemajuan bangsa serta sejahteranya rakyat Indonesia. Semoga dengan tulisan yang relevan bagi mahasiswa saat ini bisa kita renungi peran kita sebagagai mahasiwa. Hidup Mahasiswa Indonesia! 

You Might Also Like

0 comments