Kenangan Busway Bagian Ke-3

By 09.46

8 Hari kemudian
Cuaca hari inipun masih sama dengan hari kemarin, hujan. Hmmm… enaknya ngapain nih kalo lagi kaya gini ya?oh, I have the great idea, of course tidurlah yang enakmah. Jam sudah menunjukan hamper jam 2 siang, namun karena cuaca yang mendung seharian jadi seperti baru subuh suasananya. Aku pun langsung meluncuk ke kasurku yang setia menemani tiap malam, namun kali ini ia harus menemaniku siang hari.Huft, Selamat tidur, Bismillah….


“Bismillahirahmanirrahim…..”hp ku berbunyi,wah-wah bener dah ni hp ga pengertian banget. Segera saja kuambil hp ku dan kucari sumber yang menyebabkan hp ku bunyi, siapa tahu aja ada order lagi pikirku. “Pa nana apa kabar?”, begitu kira-kira bunyi sms yang masuk ke hp ku barusan (Ko bunyi ya ^_^)
“Maaf siapa ini?”jawabku singkat.Tak lama muncul balasannya “Mei, Masih ingat?” “oh mei, ya?” setelah jawabanku yang demikian, datanglah segerombolan (halah ini apa lagi) balasan sms bertubi-tubi menyerang hp ku

M: Maaf pa nana lagi-lagi saya ganggu. Saya ingin bertanya lagi boleh?
A: Silahkan
M: Boleh saya menhubungi pa nana langsung?
A: ya (sebenarnya ada yang aku khawatirkan dari jawaban tersebut, tapi yasudahlah gpp)
Tak lama hp ku pun berbunyi tanda bahwa ada telp yang masuk
A: Assalamu’alaikum
M: Hallo pa nana. Maaf saya lagi-lagi ganggu
A: ya gpp (yang sebenarnya aku ngantuk sangat karena hamper semalaman tidak tidur)
M: Begini pa, rasa penasaran saya semakin bertambah setelah pertemuan kita di busway kemarin. Akhirnya saya ajak teman-teman saya berdiskusi mengenai hal ini,dan mereka pun tidak bias menjawab pertanyaan yang saya ajukan, pertanyaan yang hamper sama dengan pertanyaan pa nana waktu itu kepada saya
A: ya (aku mencoba menanggapi)
M:Akhirnya saya pun mulai mengajak diskusi keluarga saya. Papah, Mamah dan kokoh saya
A: (Kokoh=kakak kali ya, pikirku dalam hati)
M: dan saya tidak menyangka begitu mereka mendengar cerita saya, saya langsung ditampar oleh papah, entahlah saya juga tidak mengerti dimana letak kesalahan saya. Padahal saya kan Cuma bertanya, harusnya mereka jawab bagaimana seharusnya bukan malah menampar saya dan saya dikatai Gob**k, Ba*i,bang**t, dan kata2 yang tidak pantas lainnya. Setelah sejak saat itu saya sudah tidak pernah pulang kerumah, Saya lebih memilih tinggal di apartemen saya.
A: Lalu?
M: Menurut pa nana saya sekarang harus bagaimana?
A: Bagaimana apanya maksudnya?(aku balik bertanya)
M: yah, setelah itu saya mulai kepikiran, jangan2 mereka pun sebenarnya kebingungan dengan apa yang mereka yakini sama seperti halnya saya. Padahal saya begini2 tergolong orang yang taat karena hamper setiap waktu ibadah, saya tidak pernah terlewatkan
A : oh begitu
M: Oy pa, Klo bias bapak jangan dulu keluar rumah selama satu atau dua minggu kedepan karena saya dengar papah nyuruh orang buat mencari pa nana. Saya khwatir pa nana kenapa-napa
A: Biar Alloh saja yang mengatur, saya si biasa saja
M: Ya tapi bukankah bapak juga harus mengatur diri bapak, agar tidak celaka juga. Bukankah tidak akan berubah nasib orang jika dia sendiri tidak mengubahnya?
A: Ya Alloh, belajar dari mana ni anak (pikirku demikian)
M: Saya mohon bapak harus waspada
A: ya santai aja ga perlu takut, biasa aja.Lebih baik anda ceritakan saja jika memang masih ada yang perlu disampaikan.
M: oh baiklah,klo begitu sudah dulu ya pa. Hanya itu mungkin yang ingin saya ceritakan kepada bapak saat ini
A: oh yasudah
M: terimakasih ya pa
A: sama2
Hmm….Ya Alloh semoga dia Engkau jadikan sebagai saudara ku,amin…

************************************************** *******************
37 hari kemudian

Hp ku berbunyi lagi, disaat yang tidak tepat. Saat dimana aku sedang akan tidur siang.Hampir aja suaranya membangunkan seluruh isi mesjid,karena orang2 saat itu sedang banyak yang tidur.Begitulah suasana di masjid belakang BNI (begitu kira-kira aku menyebutnya)
A: Assalamualaikum
M: Waalaikumsalam
A: Astagfirullah, siapa ini. Aku pikir telp dari mei (pikirku dalam hati, karena penasaran aku lihat lagi Hp ku khawatir salah lihat tadi,yah mei). Maaf, siapa ya?
M: Pa nana ini saya mei, lupa ya?
A: oh ya saya ingat, maaf baru bangun tidur jadi agak kurang nyambung hehe…(jurus ngeles no.1 ^_^)
M: Bapak tahu sekarang saya ada dimana?
A: pastinya tidak
M: Saya sekarang ada di [menyebutkan nama tempat], saya dapat tugas dari perusahaan untuk pelatihan training disini
A: lalu?
M: yah begitulah, karena disini saya akan tinggal selama dua minggu akhirnya saya mencari tempat “nyaman” untuk tinggal. Memang si perusahaan sudah menyediakan kami tempat di sebuah Hotel[menyebutkan nama hotel] tapi saya akhirnya memilih untuk tinggal dirumah warga
A: ya
M: Pa nana tidak mau tahu alasannya apa?
A:memang apa?
M: Saya ingin melihat keseharian orang islam lebih dekat
A: ya trus gimana keseharian mereka?
M: Saya tinggal sekarang dengan seorang ibu yang memiliki anak 4. Suaminya sudah meninggal sejak 3 bulan yang lalu, anaknya yang tinggal dirumah ada 2 orang yang 2 lagi sudah kuliah di Jakarta. Saya belajar banyak darinya, sama seperti saya belajar banyak dari pa nana. Saya sudah mengganggapnya ibu, bahkan saya sekarang sudah hafal sedikit2 kehidupan orang2 islam.
bagaimana menurut pa nana?
A: Alhamdulillah,semoga Alloh memberi hidayah, amin(pikirku singkat)
M: Pa?
A: oh ya kenapa?
M: ya bagaimana menurut bapak?
A: bagus
M: Seprtinya saya mau mengajukan cuti setelah ini. Saya ingin lebih lama tinggal disini,belajar dari ibu[menyebutkan nama].lalu baru deh setelah ilmunya cukup saya mau masuk islam dan menjadi muslimah seperti yang bapak pesankan waktu itu
A: Kenapa nanti?
M: Maksudnya pa?
A: ya maksudnya kenapa harus menunggu nanti kenapa tidak sekarang?
M: ilmu saya kan belum cukup pa, saya juga tidak mau jadi muslimah setengah2. Jadi nanti saja, biar masuk islamnya sempurna
A: Mei,siapa yang menjamin umurmu masih panjang. Siapa yang jamin klo nanti sore engkau masih hidup. Siapa yang bias menjamin?
M: terdiam sejenak)Saya kan sekarang sehat pa?
A: sehat?
M: ya
A: yakin kamu sehat?sedangkan berapa banyak orang yang tadinya sepertinya sehat tiba-tiba meninggal. Lagipula meninggal itu bukan karena sehat atau tidak,bias aja kan meninggal karena ketimpuk bangunan, ke jedot tembok, tabrakan,atau tiba2 sekarang hp kamu meledak sekarang. Dan kejadian itu sudah tidak aneh,pernah denger kan orang meninggal akibat hp meledak saat dipakai telp?
M: oh begitu ya
A: Meninggal itu bukan perkara kita, Tapi Alloh. Setiap orang punya batasan hidupnya,dan kita tidak tahu sampai mana batas hidup kita yang diberi oleh Alloh. Jadi jika mau bersegeralah. Bila perlu hari ini juga, Tanya ibu tempat kamu tinggal sekarang, bagaimana caranya. Insyalloh dia bias bantu
M: yasudah, terimakasih ya pa.Wassalamualaiakum
A: Waalaikum salam
Alhamdulillah, permudah Ya Alloh.terimaksih

************************************************** ****
17 hari kemudian
M: Waalaikum salam
Suara yang tak asing lagi kudengar, Mei. Wanita keturunan tionghoa, seorang sukses dan yah sama seperti perempuan pada umumnya, Cantik
A: apa kabar mei?ada apa nih tumben telp?
M: saya ingin berbagi kabar gembira untuk pa nana, boleh?
A: Kabar apa ya?
M: Alhamdulillah pa saya sekarang sudah menyandang gelar sebagai seorang muslimah.
A: Alhamdulillah, ya Alloh terimakasih(rasa haru menyelimutiku)
M: Sejak saat bapak mengatakan tentang nyawa seseorang saya jadi benar2 tidak tenang, akhirnya saya putuskan hari itu juga saya ingin menjadi muslim. Tapi…
A:tapi apa mei?
M:ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan. Pertama, sejak saya memutuskan untuk pindah keyakinan saya mengundurkan diri dengan pekerjaan kantor saya karena saya pikir tidak pantas seorang muslimah kerja seperti itu

A: oh gitu
M: kedua,saya sedih pa. ketika saya cerita kepada kedua orang tua saya bahwa saya pindah keyakinan, papah syok sekarang masih di RSCM karena stroke, koko marah kepada saya dan saya diusir dari keluarga. Bahkan koko saya yang di singapura mengancam saya jika nanti bertemu saya maka saya akan dibunuhnya.ketiga,si mbok bilang kalo saya harus belajar lagi mengenai islam kepada orang yang benar2 mengerti islam.klo si mbok katanya kurang ilmunya.Sekaranag saya di masih di[sebuah tempat]. Saya kabur
A: lalu?
M; bagaimana menurut pa nana?
A: pertama,saya setuju dengan berhentinya mei dari tempat kerja.karena saya lihat mudaratnya lebih banyak.Kedua, bersabarlah. Insyalloh nanti mereka akan menegrti nanti, ya walaupun tidak didunia ya insyalloh diakhirat kelak.ketiga, jangan takut dengan ancaman apapun, insyalloh gpp.keempat, saya ada kenalan di sana, mau saya sambungkan?
M: ya pa
A: Yasudah, tunggu.nanti saya kirim no Hpnya. SMS aja nanti, bilang aja no ini didapat dari Nana. Isnyalloh beliau mengerti.Belajarlah nanti dengan sebaik mungkin, jangan sia-siakan kesempatan besar yang telah Alloh berikan ini.Baik insyalloh.Btw, Gratis kan?hehe….(aku mencoba menghiburnya)
M: ah pa nana ini hehe….
A: sudah ya, mau telp guru ngajinya dulu nih hehe…
M: ok pa.Assalamualaikum
A: waalaikumsalam
Alhamdulillah, akhirnya mei sudah menjadi saudaraku.Semoga Alloh terus membimbingnya. Kutelp saudaraku yang ada seputar daerah sana,jawa tengah.kutitipkan mei, semoga saja beliau berkenan membimbingnya dengan perantara istrinya.setelah ku telp beliau, aku kirimkan no hpnya ke mei. Dengan harapan mei bias segera menghubunginya secepatnya.Alhamdulillah, dan akupun tak hentinya memanjatkan doa atas segala karunia ini.

Bersambung....

You Might Also Like

0 comments